Sret..
ayunan lembut sembunyikan kokoh,
sapu berbaris lidi gemulai menari-nari,
bernyanyi pecahkan sepi,
mengoyak jaring-jaring itu,
Buk….
Satu lagi induk laba-laba terkapar mati,
Tak ada lagi jaring tua,,
Sebagai istana penjaga sepi.
Nafas debu sekap kepengapan gelap,
Iringi Pertempuran belenggu keheningan,
Kemana engkau lari,
Diantara tembok tertutup,
Sebagai garis bertepi.
Tatapan kuat terbuka mengancam,
Menguasai dinding kamar tanpa batas,
Menantang,
Menyeret wajah samar,
Tunjukan ujud,
Tak akan ada harapan engkau lepas,
Walau hanya Kelebatan bayangan,
dari samar membentuk diri,
Nyata abadi.
Perempuan itu,
Bayang-bayang dibalik gelap,
Pembelenggu jiwa,
Penunggu sepi,
Perapuh hati,
Dan membisu ragu.
Tak ada lagi penantian,
Setelah laba-laba telah terbunuh.
***
Denpasar, 05 Juli 2011
Oleh: Yohanis Landi (Johny Landi)
jolandi78@yahoo.co.id
ayunan lembut sembunyikan kokoh,
sapu berbaris lidi gemulai menari-nari,
bernyanyi pecahkan sepi,
mengoyak jaring-jaring itu,
Buk….
Satu lagi induk laba-laba terkapar mati,
Tak ada lagi jaring tua,,
Sebagai istana penjaga sepi.
Nafas debu sekap kepengapan gelap,
Iringi Pertempuran belenggu keheningan,
Kemana engkau lari,
Diantara tembok tertutup,
Sebagai garis bertepi.
Tatapan kuat terbuka mengancam,
Menguasai dinding kamar tanpa batas,
Menantang,
Menyeret wajah samar,
Tunjukan ujud,
Tak akan ada harapan engkau lepas,
Walau hanya Kelebatan bayangan,
dari samar membentuk diri,
Nyata abadi.
Perempuan itu,
Bayang-bayang dibalik gelap,
Pembelenggu jiwa,
Penunggu sepi,
Perapuh hati,
Dan membisu ragu.
Tak ada lagi penantian,
Setelah laba-laba telah terbunuh.
***
Denpasar, 05 Juli 2011
Oleh: Yohanis Landi (Johny Landi)
jolandi78@yahoo.co.id