Mengantar Angin, Membelenggu Sepi

TARIAN SUARA JIWA ; AMBILLAH JIWA DARI JIWA

KUMPULAN PUISI YOHANIS LANDI
----------------------------------------------------------
Semuanya adalah kumpulan syair-syair Suara Hati yang bangkit dari Jiwa YOHANIS LANDI.
Lahir dan Hidup dalam Belaian Angin Savana, Jauh di Paraing Marapu, Tanah Para Arwah.
Di Kampung halaman terindahku Lewa, Sumba Timur - NTT.
______________________________________________

Senin, 04 Juli 2011

RETAS SEGARIS ELEGI PEREMPUAN SABU --- >> (Untuk tulisan Umbu Nababan pd 05 Juli 2011 jam 2:02 (Segaris elegi wanita sabu)

Sret..
ayunan lembut sembunyikan kokoh,
sapu berbaris lidi gemulai menari-nari,
bernyanyi pecahkan sepi,
mengoyak jaring-jaring itu,


Buk….
Satu lagi induk laba-laba terkapar mati,
Tak ada lagi jaring tua,,
Sebagai istana penjaga sepi.
Nafas debu sekap kepengapan gelap,
Iringi Pertempuran belenggu keheningan,
Kemana engkau lari,
Diantara tembok tertutup,
Sebagai garis bertepi.


Tatapan kuat terbuka mengancam,
Menguasai dinding kamar tanpa batas,
Menantang,
Menyeret wajah samar,
Tunjukan ujud,
Tak akan ada harapan engkau lepas,
Walau hanya Kelebatan bayangan,
dari samar membentuk diri,
Nyata abadi.


Perempuan itu,
Bayang-bayang dibalik gelap,
Pembelenggu jiwa,
Penunggu sepi,
Perapuh hati,
Dan membisu ragu.


Tak ada lagi penantian,
Setelah laba-laba telah terbunuh.


***
Denpasar, 05 Juli 2011

Oleh: Yohanis Landi  (Johny Landi)
jolandi78@yahoo.co.id

Jumat, 01 Juli 2011

SERIBU SERULING BAHAGIA


Jaring kuning emas,
di timur kaki langit,
Merayap naik,
Pecahkan dinding pagi,
Menggaris,
Mengukir cahaya
Menari,
Mengantar mentari,
Menjemput embun.

Hangat itu,
Lembut,
Menyentuh hati,
dan perlahan,
Satu mata,
Diikuti dua,
Melebar terbuka,
buyarkan mimpi,
kecewa yang tak kecewa,
menyadarkan,
ada itu pasti berganti.
imajinasi gelap dibawah sadar,
pergi…
Meminta,
bukan harap untuk harapan,
satu persembahan,
Lukisan jiwa,
tentang bahagia.

Hari ini mewakili waktu,
Ada janji hati,
Sejati dipenuhi,
Sebagai kehormatan,
Untuk dia,
yang tak dikenal,
Tetapi,
Ku tahu,
Nyata ada,

Hari ini milik engkau,
mintalah,
dan mungkin,
Jarak adalah ruang,
Entah itu,
Akan ada satu senyum,
mengejek mimpi,
dari rekaan dialog kata,
tanpa suara merayu.

Hari ini pula,
Engkau menulis cerita,
Tentang diri,
Sepanjang hidup,
yang tak akan berhenti,
Mengalir,
dan bernyanyi lirih.

Tak ada hadiah membuai rasa,
Karena tak miliki apa,
Hanya bersetia kepada waktu,
Milikmu,
Sebagai bukti,
Aku ada dalam ikrar janji,
Seperti kesejukan embun,
Berjubah hangat mentari ,
Yang selalu ada,
tak ingkari pagi.

Kini,
bersuling seribu bahagia,
Aku datang,
menunggangi Angin,
berkunjung,
temui engkau,
di rumah hati.

Ku lukis semua,
Pintamu,
walau tak mengharap,
sungguh,
Dengan rangkaian kata,
Sebagai ganti,
Seikat keharuman bunga,
dan Kartu hati,
bertalikan ikatan janji,
Ijinkan,
Khusus untukmu,
ku ucapkan satu demi satu kata,
Bahasa jiwa,
Bahagia…
***

Denpasar, 01 Juli 2011

by: Yohanis Landi  (Johny Landi)
email:  jolandi78@yahoo.co.id