Mengantar Angin, Membelenggu Sepi

TARIAN SUARA JIWA ; AMBILLAH JIWA DARI JIWA

KUMPULAN PUISI YOHANIS LANDI
----------------------------------------------------------
Semuanya adalah kumpulan syair-syair Suara Hati yang bangkit dari Jiwa YOHANIS LANDI.
Lahir dan Hidup dalam Belaian Angin Savana, Jauh di Paraing Marapu, Tanah Para Arwah.
Di Kampung halaman terindahku Lewa, Sumba Timur - NTT.
______________________________________________

Jumat, 24 September 2010

TARIAN JIWA


Tarian-tarian jiwa, memutar membalik hati... 
Dengan setangkai Padma ditangan kiri.
Dia pula tak mendiamkan tangan kanan.
Petikan dawai bergetar menggoreskan relief pada bentang hidup...
Mengapa engkau meminta yang tetap akan diberikan walau tak meminta...
Mengapa pula memainkan kata yang engkau miliki.
Apalah arti dari arti ...
suara-suara nyaring membelah hari tetapi merusak keheningan. 
Kalau masih ada suara yang tak terucap,
tetapi menyimpan kehidupan dibalik sepi..


 
TARIAN JIWA, MEMBUNUH SEPI

By: Yohanis Landi 

Waingapu, 22 Januari 2010

Jumat, 10 September 2010

NAFAS RINDU

Semua ...
Satu Ungkapan rasa,
Untuk Meyakini... dan meyakini...
Tentang Kesetiaan,
Cinta Kasih,
Kesendirian,
Kesepian,
Penantian dan harapan...

Engkau Adalah Seluruh Nafas Hidup ku...




Jikalau Engkau Rindukan Aku,
Disaat jarak Ciptakan Waktu pisahkan Kita,
Ketika Tatapan Mata tak bertemu,
Dan saat Sentuhan Jari tangan tak dapat berbagi Hangat.

Saat Sekarang...
Pandangi Langit Malam gelap ini,
Lihatlah...
Ada satu bintang redup dalam kerlip indah dari sejuta Bintang bertebaran meyapu langit,
Mendekap kokoh alam raya dalam cahayanya..
Itu adalah Aku yang ada untuk engkau,
Selalu Menatap rindu dalam duka dan bahagia ku yang bersatu menggetarkan rasa...
Menemanimu di setiap sepi malam,
Menghangatkan engkau dalam belenggu dingin,
Mewarnai sisi hatimu, membentuk asa yang merasuk dalam sukma...

Ambillah Jiwa Dari Jiwa,

Rajut semua menjadi cerita kasih,
Sebagai benang rasa,yang selalu terurai dalam perjalanan waktu,
Menjadi memori yang tak akan terlupakan,
Tak akan sirna dalam dalam rampasan angin,
Sampai waktu meminta nafas kita dan menghentikan denyut nadi,
Sampai Kelopak Mata menutup Pancaran Cahaya.

Aku tak Punya Janji Indah,

Yang terungkap dari gerak bibir,
dan bisa menjadi kebohongan abadi,

Yang Kubanggakan hanyalah Cinta sejati,
Yang ingin kupersembahkan utuh untuk mu,
Selamanya Aku selalu datang untuk rindu Kita
Seperti Mentari tepati janji kepada pagi,
Menanti kebersamaan untuk bersatu seperti kesejukan Embun.
Setia berbagi kelembutan dalam kehangatan...
Menjawab Semua Rindu Abadi Kita...

***
Karya: Yohanis landi, ( jolandi78@yahoo.co.id )
Waingapu, 01 September 2010